ibnchannel.id – Menambahkan satu cangkir kacang ke dalam menu harian Anda mungkin tidak hanya membuat Anda kenyang — tetapi juga dapat mendukung kesehatan jantung dan metabolisme. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi kacang setiap hari adalah kebiasaan sederhana dan terjangkau yang berpotensi memberikan manfaat besar bagi kesehatan.
Studi ini dipimpin oleh para ilmuwan dari Illinois Institute of Technology, yang berupaya meneliti bagaimana dua jenis kacang yang umum dikonsumsi dapat memengaruhi orang dengan pradiabetes. Temuan mereka memberikan wawasan penting dalam upaya pencegahan penyakit kronis.
Manfaat Kesehatan dari Kacang
“Individu dengan pradiabetes sering menunjukkan gangguan metabolisme lipid dan peradangan tingkat rendah kronis,” kata Morganne Smith, kandidat doktoral di Illinois Institute of Technology, seperti dilansir earth.com, Senin 9 Juni 2025.
“Keduanya dapat berkontribusi terhadap perkembangan kondisi seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.”
Studi tersebut menunjukkan bahwa mengonsumsi kacang dapat mengurangi kolesterol dan peradangan pada penderita pradiabetes, meskipun tidak memengaruhi kadar glukosa.
Penelitian ini dipresentasikan di NUTRITION 2025, pertemuan tahunan American Society for Nutrition.
Penelitian ini merupakan bagian dari proyek yang lebih besar yang dilakukan oleh Dr. Indika Edirisinghe dan Dr. Britt Burton-Freeman dari Illinois Institute of Technology.
Meski kacang seperti buncis (chickpeas) dan kacang hitam (black beans) populer dalam berbagai masakan, mereka jarang mendapat perhatian dalam studi tentang risiko penyakit jantung dan diabetes. Studi ini kembali menyoroti manfaat kacang.
Mengenal Buncis dan Kacang Hitam
Buncis, atau yang dikenal juga dengan nama garbanzo beans, memiliki rasa ringan dan bertekstur kenyal, sehingga cocok untuk berbagai hidangan, mulai dari hummus, sup, salad, hingga camilan panggang.
Kaya akan protein nabati, serat, dan mineral penting seperti zat besi dan magnesium, buncis mendukung kesehatan pencernaan, meningkatkan rasa kenyang, dan membantu mengatur kadar gula darah.
Tingginya kandungan folat juga menjadikan buncis sangat baik untuk mendukung kesehatan prenatal dan perbaikan sel.
Sementara itu, kacang hitam memiliki tekstur lebih lembut dan rasa yang lebih dalam, cocok dipadukan dengan masakan Amerika Latin, Karibia, dan Barat Daya AS.
Seperti buncis, kacang hitam kaya akan protein dan serat, serta mengandung antioksidan kuat, terutama anthocyanins — senyawa yang juga ditemukan dalam blueberry.
Antioksidan ini membantu melawan peradangan dan stres oksidatif dalam tubuh. Kacang hitam juga mengandung pati resisten yang mendukung bakteri usus sehat dan dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
Metode Penelitian
Untuk memastikan hasil mencerminkan kondisi dunia nyata, peneliti meminta 72 partisipan dengan pradiabetes mempertahankan gaya hidup biasa mereka.
Mereka dibagi secara acak ke dalam tiga kelompok: satu kelompok mengonsumsi satu cangkir kacang hitam, satu cangkir buncis, atau nasi (sebagai kontrol) setiap hari selama 12 minggu.
Sampel darah dikumpulkan di awal, minggu ke-6, dan minggu ke-12. Tim mengukur kadar kolesterol, penanda peradangan, dan kadar gula darah. Tes toleransi glukosa juga dilakukan di awal dan akhir studi.
Hasilnya cukup signifikan. Pada kelompok buncis, kolesterol total turun dari rata-rata 200,4 mg/dl menjadi 185,8 mg/dl setelah 12 minggu.
Sementara itu, kelompok kacang hitam mengalami penurunan signifikan pada penanda peradangan interleukin-6, dari 2,57 pg/ml menjadi 1,88 pg/ml. Namun, tidak ada perubahan signifikan dalam kadar gula darah pada semua kelompok.
Semakin Banyak Kacang, Semakin Sehat
“Studi kami menunjukkan manfaat mengonsumsi kacang bagi orang dewasa dengan pradiabetes, tetapi ini juga pilihan yang baik untuk semua orang,” kata Smith.
“Temuan ini dapat dijadikan acuan bagi pedoman gizi, tenaga kesehatan, atau program kesehatan masyarakat yang berfokus pada pencegahan penyakit jantung dan diabetes.”
Kabar baiknya, menambahkan lebih banyak kacang ke dalam menu tidaklah rumit. Baik kacang kalengan, kering, maupun beku, semuanya pilihan yang baik. Peneliti hanya menyarankan memeriksa label untuk memastikan tidak ada tambahan garam atau gula.
“Ada banyak cara mudah untuk menambahkan kacang ke dalam diet sebagai cara hemat biaya untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi risiko penyakit kronis,” ujar Smith.
“Anda bisa mencampurkannya dalam sup, menambahkannya ke salad, atau memadukannya dengan biji-bijian lain seperti nasi atau quinoa.”
Manfaat yang Terukur
Selain mendukung kesehatan jantung dan metabolisme, kacang juga kaya nutrisi penting yang bermanfaat bagi tubuh.
Kacang adalah sumber protein nabati yang sangat baik, menjadikannya pilihan cerdas bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi daging tanpa mengorbankan asupan nutrisi.
Kacang juga kaya serat, yang mendukung pencernaan dan membantu memberikan rasa kenyang lebih lama — hal ini bermanfaat untuk pengelolaan berat badan.
Selain itu, kacang mengandung vitamin dan mineral penting seperti zat besi, magnesium, kalium, dan folat, yang berperan penting dalam produksi energi, fungsi otot, dan menjaga tekanan darah yang sehat.
Dengan indeks glikemik rendah, kacang juga membantu mengelola kadar gula darah dalam jangka panjang.
Penelitian ini baru awalnya saja. Tim peneliti berencana untuk terus mempelajari bagaimana konsumsi kacang memengaruhi kesehatan usus, serta mengeksplorasi hubungan antara bakteri usus dan kesehatan metabolisme.
Untuk saat ini, kesimpulannya sederhana: kacang adalah makanan yang terjangkau dan kaya nutrisi yang dapat menjadi bagian berharga dari diet seimbang. Satu cangkir kacang sehari bisa menjadi langkah kecil namun berdampak besar bagi kesehatan yang lebih baik.***
