ibnchannel.id – Ketika berbicara tentang kesehatan jantung, fokus pada kualitas makanan mungkin lebih bermanfaat daripada sekadar mengurangi karbohidrat atau lemak. Sebuah studi besar yang melacak hampir 200.000 orang selama beberapa dekade menemukan bahwa kualitas makanan — bukan hanya jenis diet — memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan jantung.
Studi ini dipimpin oleh para peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health. “Kami menemukan bahwa apa yang Anda makan dalam diet rendah karbohidrat atau rendah lemak sama pentingnya dengan jenis diet itu sendiri,” kata Zhiyuan Wu, PhD, seorang peneliti pascadoktoral di laboratorium Qi Sun, seperti dilansir earth.com, Selasa 3 Juni 2025.
“Versi sehat dari diet ini — yang kaya makanan nabati dan biji-bijian utuh — dikaitkan dengan hasil kesehatan jantung yang lebih baik dan fungsi metabolik yang meningkat. Sebaliknya, diet rendah karbohidrat dan rendah lemak yang menekankan makanan tidak sehat justru dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi.”
Kualitas Makanan dan Dampaknya pada Kesehatan Jantung
Para ahli menganalisis data dari tiga kelompok besar: 43.430 pria dari Health Professionals Follow-Up Study (1986–2016), 64.164 wanita dari Nurses’ Health Study (1986–2018), dan 92.189 wanita dari Nurses’ Health Study II (1991–2019).
Selama beberapa dekade, para peneliti memantau pola makan peserta dan mencatat siapa saja yang mengalami penyakit jantung.
Para peserta mengisi kuesioner rinci mengenai kebiasaan makan mereka. Berdasarkan jawaban tersebut, tim peneliti memberikan skor untuk menunjukkan seberapa sehat atau tidak sehat pilihan makanan mereka dalam kerangka diet rendah karbohidrat atau rendah lemak.
Peneliti mengklasifikasikan makanan berdasarkan kualitas nutrisinya. Biji-bijian utuh, buah, sayuran, kacang-kacangan, dan polong-polongan dianggap sebagai makanan berkualitas tinggi. Sementara itu, makanan seperti kentang, biji-bijian olahan, lemak jenuh, dan protein hewani dikategorikan sebagai berkualitas rendah.
Kualitas Diet dan Kesehatan Metabolik
Untuk lebih dari 10.000 peserta, para peneliti melangkah lebih jauh. Mereka mengukur ratusan metabolit darah untuk melihat bagaimana kualitas diet memengaruhi regulasi metabolisme.
“Pendekatan ini memungkinkan kami memahami efek biologis dari diet ini dengan lebih baik dan memperkuat temuan kami,” ujar Wu.
Hasilnya sangat jelas. Peserta yang konsisten menjalani diet rendah karbohidrat atau rendah lemak yang sehat memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung koroner.
Sebaliknya, mereka yang mengikuti versi tidak sehat dari diet tersebut menghadapi risiko lebih tinggi. Bahkan, memilih makanan berkualitas tinggi dapat menurunkan risiko penyakit jantung sekitar 15 persen.
Tips Kualitas Makanan untuk Jantung Sehat
“Temuan kami menunjukkan bahwa meningkatkan kualitas makanan sangat penting untuk meningkatkan kesehatan jantung,” kata Wu.
“Terlepas dari apakah seseorang mengikuti diet rendah karbohidrat atau rendah lemak, menekankan makanan utuh, minim proses, dan berbasis nabati serta membatasi biji-bijian olahan, gula, dan makanan hewani dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit jantung koroner.”
Bagi siapa pun yang ingin membuat pilihan lebih sehat, sarannya sederhana: tambahkan lebih banyak biji-bijian utuh, buah, sayuran, kacang-kacangan, dan polong-polongan dalam makanan Anda. Kurangi daging olahan, karbohidrat olahan, dan camilan manis.
Membaca label makanan juga bisa membantu mengidentifikasi bahan tersembunyi seperti gula tambahan dalam jus dan makanan kemasan.
Menghubungkan Pola Makan dengan Kondisi Kesehatan
Penelitian ini belum berhenti sampai di sini. Para peneliti berencana mengeksplorasi faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi hubungan antara pola makan dan kesehatan jantung.
Para ahli tertarik untuk mengetahui bagaimana faktor genetik, pilihan gaya hidup, dan penanda metabolik tambahan dapat membentuk hubungan ini. Mereka juga ingin melihat bagaimana diet ini memengaruhi kondisi kesehatan lain seperti diabetes tipe 2 dan kanker.
Memahami hubungan ini bisa mengarah pada saran diet yang lebih personal, berdasarkan profil kesehatan unik masing-masing individu.
Fokus pada Kualitas Makanan Setiap Hari
Meskipun studi ini menyoroti manfaat jangka panjang dari diet berkualitas tinggi, menerapkan perubahan tersebut bisa terasa menantang di awal. Rahasianya adalah memulai dari langkah kecil.
Mengganti nasi putih dengan nasi merah, memilih roti gandum utuh daripada roti putih, atau menambahkan satu porsi sayuran saat makan malam bisa membentuk kebiasaan sehat secara bertahap.
Merencanakan makanan juga merupakan strategi yang efektif. Membuat daftar belanja yang fokus pada makanan utuh dapat mengurangi pembelian impulsif makanan olahan.
Memasak di rumah lebih sering memberi Anda kendali lebih besar atas bahan-bahan yang digunakan, dan lebih mudah menghindari gula tersembunyi serta lemak tidak sehat.
Para ahli juga menyarankan untuk mempertimbangkan keseimbangan, bukan pembatasan. Alih-alih menghilangkan seluruh kategori makanan, cobalah menyusun piring Anda dengan setengah berisi buah dan sayur, seperempat biji-bijian utuh, dan seperempat protein tanpa lemak atau polong-polongan.
Perubahan kecil dan teratur dalam kualitas makanan dapat menghasilkan peningkatan besar dalam kesehatan jantung dalam jangka panjang.***