ibnchannel.id – Salah satu petani milenial yang bisa menjadi contoh anak anak muda masa kini adalah CEO Cau Chocolates Bali I Kadek Surya Prasetya Wiguna, yang berhasil mengembangkan perkebunan wisata coklat di Marga Tabanan Bali.
Kadek Surya yang juga menjad Duta Petani Milenial Kementan mengembangkan Cau Chocolates hingga menembus pasar mancanegara.
Kadek bersama timnya mengolah lahan perkebunan kakao organik hingga menjadikan coklat Cau sebagai satu satunya coklat yang tersertifikasi organik di Indonesia. “Coklat Cau ini adalah satu-satunya coklat yang tersertifikasi organik di Indonesia dan ini kelebihan kami. Di sini kami juga punya sekolah namanya coklat institut yang membantu para petani menghasilkan produk berkualitas,” jelas Kadek Surya pertengah Mei 2025 lalu saat dikunjungi sejumlah wartawan dengan manajemen Shopee yang dipimpin oleh PR Head Prisca Niken.
Lebih lanjut Kadek Surya menjelaskan, coklat disebut berkualitas ketika mampu menghasilkan produk fermented bean atau coklat fermentasi. Namun 99% coklat di Indonesia itu non fermented bean. Sehingga orang luar kadang menyebut coklat kita tidak berkualitas.
“Sekarang kami berupaya agar setiap daerah yang mau bekerja sama dengan CAu Chocolates, mereka harus mulai mengarah ke fermented bean karena merupakan standar internasional dan itu permasalahan kita. Sehingga dengan Shopee masuk sebagai salah satu channel untuk kita melakukan penjualan dan pricingnya bagus kan bisa membantu petani petani yang misalnya mendapat harga tak bagus dari tengkulak bisa langsung ke Cau coklat, dengan konsep harus menggunakan coklat organik yang fermented bean” terangnya.
Manfaat pasar online termasuk marketplace ini juga yang tengah didorong oleh Kementerian UMKM kepada para pelaku UMKM Milenial.
Seperti dilansir dari laman resmi Kementerian UMKM, pelaku bisnis UMKM milenial didorong untuk memanfaatkan platform digital dan pasar online untuk menjangkau konsumen yang lebih luas, baik di dalam maupun luar negeri.
Kementerian UKM, bersama Kementerian Pertanian juga mendukung program Petani Milenial untuk meregenerasi petani, meningkatkan produktivitas pertanian, dan membuka peluang ekonomi bagi kaum muda.
Program ini bertujuan untuk melibatkan generasi muda dalam pertanian modern, mendorong inovasi, dan memanfaatkan teknologi digital.
Elaborasi:
Di lokasi Wisata Coklat Cau Chocolates Bali kita bisa menikmati pengalaman aktivitas pembuatan coklat dari mulai penanaman, proses fermentasi, penggilngan hingga tersaji di meja cafe dan toko yang juga tersedia di tempat ini.
Bahkan pengunjung selain bisa menikmati hangatnya minuman coklat organik original yang begitu nikmat, juga bisa mencicipi es krim coklat yang disajikan cantik berikut biji kakao yang bisa dicoba para pengunjung.
Kadek Surya mengatakan bahwa salah satu model bisnis terbaik adalah melalui koperasi namun sebelum mendirikan koperasi harus dipastikan ada hilirnya terbeli dahulu, serta ketua dan pengurus harus transparan, konsisten dan ada komitmen hasil produksi dijual satu pintu melalui koperasi.
Menurutnya tidak menutup kemungkinan Cau Chocolate dapat menjadi rekanan dengan membeli biji kakao petani di daerah untuk mengembangkan single origin masing-masing daerah. Produk cokelat dari Cau Chocolate telah bersertifikat Halal dan memperoleh serifikat organik Indonesia, Eropa, dan Amerika.
“Saat ini kebun cokelat kami yang produktif menghasilkan ada seluas 34 hektar. Dahulu pendiri merasa prihatin dengan penjualan biji coklat saat itu. Dibeli dengan harga rendah oleh produsen. Para petani kakao juga tidak peduli dengan hasil pertaniannya,” ungkapnya.
Kekhawatiran itulah yang akhirnya membuat founder cau coklat juga membina petani kakao di Tabanan. Para petani yang kami bina ini dibeli dengan harga yang maksimal. Biasanya petani dulu hanya bisa dijual ke pengepul atau ke tengkulak.
Patut dicontoh apa yang dilakukan petani milenial ini. Seperti yang pernah diuraikan oleh menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengatakan masa depan wirausaha muda semakin menjanjikan dengan sebanyak 84 persen anak muda tertarik menjadi wirausaha dengan bisnis yang mengedepankan aspek ramah lingkungan.
“Berdasarkan data dari kami, ada 84 persen anak-anak muda tertarik pada bisnis yang ekonomi kreatif ini, di mana 58 persen memulai usaha untuk memperbaiki di sektor lingkungan, dan 56 persennya produksi pakaian ramah lingkungan,” kata Maman dilansir dari laman resmi Kementerian UMKM.
Cau Chocolates juga telah memiliki kebun kelolaan sendiri, termasuk pabrik serta toko yang terintegrasi. Sehingga semua produk yang dihasilkan memberikan dampak sosial cukup besar termasuk bagi petani di kebun maupun pekerja di pabrik dan toko. Saat ini, bisnis Cau Chocolates sukses menembus pasar seperti Malaysia, Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Qatar, Arab Saudi hingga Australia.***





